jam

Rabu, 14 Oktober 2009

Berbagai Penyebab Kematian Ibu

Ironis memang jika seorang ibu yang melahirkan tidak punya hak untuk menentukan apakah apakah ia dapat hidup atau mati setelah melahirkan. Namun sekali lagi itu adalah kekuasaan sang Khalik, manusia hanya dapat berusaha, namun Allah lah yang menentukan semua.

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia termasuk tinggi di  kawasan Asia, yalni 307/ 100.00 kelahiran. ini berarti dari 100.000 ibu yang melahirkan hanya 307 yang berhasil selamat. Reformasi yang terjadi hampir 11 tahun yang lalu tidak mampu memperbaiki sejumlah kasus yang menimpa perempuan, terutama ibu melahirkan. propinsi penyumbang kasus kematian ibu melahirkan terbesar adalah Papua 730/100.000 kelahiran, NTB 370/100.000 kelahiran, Maluku 340/100.000 kelahiran, dan NTT 330/100.000 kelahiran.

Meski reformasi ini ada sejumalah propinsi membentuk biro atau Badan Pemberdayaan Perempuan tapi lembaga itu tidak didukung dengan dana dan kebijakan yang berpihak kepada perempuan, sehingga hanya tampak kemasan saja, isisnya kosong. Pemerintah daerah tidak memiliki kesungguhan mengangkat harkat, martabat, dan kenijakan perempuan secara keseluruhan terutama menekan amgka kematian ibu melahirkan.

Berbagai faktor penyebab kematian saat ibu melahirkan :
1. Faktor kemiskinan
Kematian ibu umumnya karena terlambat mengambil keputusan di tingkat  keluarga. Terlambat mengambil keputusan biasanya akibat ketidakmampuan ekonomi (kemiskinan) sehingga tidak mempunyai kemapuan untuk membiayai pelayanan di rumah sakit. Tingkat ketidakmampuan ekonomi keluarga terkadang dapat diukur dari jawaban klasik yang selalu diberikan ibu hamil yang mengalami komplikasi jika dianjurkan untuk merujuk ke rumah sakit. Jika ibu menjawab " menunggu keputusan suami", hal ini menandakan sang suami masih cukup mampu untuk membiayai tindakan di rumah sakit. Namun jika sang suami ada di samping ibu dan menjawab "masih menunggu keputusan ayah atau tokoh lain dalam keluarga", maka ini menunjukkan ketidakberdayaan yang parah. dan akibatnya dapat meyebabkan kematian ibu atau anak atau keduanya.
2. Faktor geografis
Kondisi geografis juga sangat menunjang kematian ibu melahirkan. Karena jarak yang jauh antara tempat tinggal dan pusat kesehatan mengakibatkan penanganan ibu melahirkan jadi terlambat. Padahal proses tersebut harus ditangani secara cepat. Terlebih lagi masih banyak derah-daerah terpencil di Indonesia yang susah dijangkau oleh kendaraan. Seperti di desa Mongiilo dan Owata di kecamatan Bulango Ulu, Sulawesi. Desa tersebut hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh lebih dari 3 sampai 6 jam jika cuaca memungkinkan.

3. Faktor social budaya
Faktor social budaya juga menjadi salah satu penyebaba buruknya kondisi kesehatan dan gizi kaum perempuan. Di NTB misalnya, masyarakat bisa membiayai naik haji dan membeli tanah tetapi tidak mampu memberi makan yang bergizi kepada Ibu yang sedang hamil. kondisi kesehatan ibu dan anak sangat buruk, tapi tidak diperhatikan karena dinilai bukan kebutuhan mendesak. Gerakan Sayang Ibu dengan program Siap Antar Jaga (Siaga) pun pada kenyataannya belum mampu memperbaiki nasib kaum perempuan. Selain itu karena faktor budaya juga, sebagian besar kelahiran di NTB khususnya dan derah terpencil lain di Indonesia ditangani dukun. Karena penanganan kelahiran lebih didasarkan pada kebiasaan saja. Kalau ditangani bidan kelahirannyabisa terukur dan sistematis.





0 Comments:

Post a Comment